Senin, 15 Juni 2020

Budidaya Tanaman Mahkota Dewauntuk Tambahan Penghasilan Warga

Budidaya Tanaman Mahkota Dewa untuk Tambahan Penghasilan Warga

 


Mahkota Dewa merupakan salah satu tanaman obat yang berasal dari Papua. Tanaman yang juga dikenal dengan nama Buah Simalakama ini memiliki nama latin Phaleria macrocarpa. Banyak bagian dari tanaman ini yang digunakan untuk berbagai macam obat karena kandungannya yang bermacam-macam. Sebenarnya, tanaman Mahkota Dewa gampang dibudidayakan sehingga di pedesaan banyak yang memiliki tumbuhan para dewa ini. Tanaman yang dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah dan dataran dengan ketinggian maksimal 1200 meter dari dasar laut ini bisa tumbuh dengan besar, sehingga kadangkala difungsikan sebagai pohon peneduh di sekitar rumah. Karena produksi buah ini tidak kenal musim, maka tanaman ini sangat baik dibudidayakan sebagai usaha sampingan untuk menambah penghasilan.

Untuk menanam mahkota dewa, kita bisa menggunakan biji maupun dengan mencangkoknya. Kebanyakan pembudidaya memilih cara yang kedua karena buah yang dihasilkan lebih berkuaitas.  Pembudidayaan tanaman ini bisa dimulai dengan penggemburan lahan dengan cara dicangkul atau dengan cara lain yang dilanjutkan dengan penggalian lubang dengan diameter 30 cm x 30 cm x 30 cm. Tanah galian lubang tersebut harus dijemur selama sebulan agar zat asamnya menghilang. Setelah itu, tanah itu dicampur dengan pupuk kandang seberat 15 kilogram (kg). Lalu ditutupkan kembali di lubang tersebut bersama bibit. Bibit yang baik untuk ditanam berusia 3 atau 4 bulan. Harganya di pasaran Rp 2.500 per batang.

Selama seminggu dari penanaman awal, usahakan bibit tidak terkena sinar matahari langsung dengan memberi perindang seperti daun kelapa. Untuk penyiraman awal, sebaiknya dilakukan dua hari sekali. Setelah 1,5 bulan, penyiraman jadi seminggu sekali. Atau dua minggu sekali saat kemarau. Selama empat bulan pertama, sebaiknya rerumputan di sekitar pohon dicabuti dan diletakkan di sekitar tanaman sebagai pupuk. Namun pada bulan ketujuh atau bulan kedua belas, sebaiknya mahkota dewa diberi pupuk kandang lagi dengan porsi 5 kg sampai 7 kg per pohon. Setelah 1,5 tahun dari awal tanam, mahkota dewa sudah berbuah. Namun jumlah buahnya masih sedikit, hanya sekitar 25 sampai 50 buah saja. Setelah panen pertama keluar, sebaiknya mahkota dewa banyak-banyak dipupuk agar buah yang keluar juga besar-besar dan banyak. Dalam satu pohon, bisa dihasilkan antara 5 kg sampai 10 kg buah.

Hama yang seringkali ditemukan pada tanaman mahkota dewa, antara lain, belalang, kutu putih, dan ulat buah. Di antara ketiga jenis hama tersebut, ulat buah paling jarang ditemukan menyerang tanaman mahkota dewa. Kemungkinan, kandungan kimia (racun) dalam tanaman ini menjadi suatu bentuk mekanisme pertahanan diri yang alami dari tanaman ini terhadap serangan musuh-musuh alaminya.

Bagian-bagian dari tanaman mahkota dewa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan obat adalah daun, kulit buah, daging buah, cangkang, dan biji. Masing-masing bagian memiliki khasiat yang berbeda. Namun demikian, dari keseluruhan bagian tanaman ini, yang paling banyak dimanfaatkan hanya dagingnya saja. Untuk mengolahnya, daging buah mahkota dewa diiris halus lalu dijemur selama 5 hari agar mengering dan selanjutnya dijual. Dari satu ton daging buah basah, bisa dihasilkan 200 kg daging buah kering dengan harga daging buah basah Rp 400 per kg. Sementara daging buah kering Rp 6500 per kg.

Umum